Minggu, 29 Mei 2016


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KETEL UAP
Garis Panduan Dan
Prosedur Operasi Stasiun
Boiler
Bagian ini meliputi
peralatan sebagai
berikut : Boiler, Feed
water Pump, Water
Softener, Dearator, Feed
Water Tank, Softener
Pump, Dearator Pump,
Chemical Dosing Pump.
1. Pemeriksaan
Pendahuluan
Sebelum setiap peralatan
dijalankan dibagian ini,
sangat penting dilakukan
pemeriksaan seluruh
peralatan dan
memastikan dalam
kondisi yang bagus.
a. Periksa seluruh katup
( Valve ) diboiler dalam
keadaan tertutup,
kecuali katup untuk
Superheater drain dan
katup air umpan.
b. Periksa ID fan FDF &
SAF seperti Casing,
Rotor, Bearing, Van Belt,
baut longgar atau tidak
dan sebagainya.
c. Periksa level air
digelas duga ( Gauge
Glass ) dan pastikan level
air sekitar separuh glass.
Bersihkan gelas duga dan
kerangkanya.
d. Periksa manometer
( Pressure Gauge ) dan
catat, apakah ada
tekanan atau tidak.
e. Periksa bagian dalam
dapur ( Furnance ) untuk
memastikan telah
dibersihkan dan seluruh
Fire Grade dan dinding
dalam kondisi baik.
f. Periksa katup
pembuangan ( Blow
Down ) tertutup.
g. Periksa air di Feed
Water Tank dan isi jika
kurang.
h. Periksa seluruh katup
pompa dan air umpan
( Feed Pump ), Deaerator
dan Softener. Hanya
katup ke Softener saja
yang harus terbuka
untuk pangisian air ke
tanki.
2. Menjalankan
( Menaikkan Steam )
Dipastikan api diruangan
bakar telah ditarik
keluar dan boiler
dihentikan pada malam
sebelumnya dan tekanan
masih ada dimanometer.
Katup pada drain
Superheater harus
terbuka untuk mencegah
Overheating.
a. Buka kran Blow Down
dan lakukan Blow Down 2
atau 3 kali selama
kurang lebih 15 detik.
b. Periksa level air di
gelas duga, dan harus
sekitar 1/2.
c. Nyalakan Api.
d. Setelah api menyala,
buka dumper kira-kira ¼.
e. Naikkan secara
perlahan tekanan uap
hingga tekenan kerja
boiler. Perhatikan level
air tidak boleh melebihi
batas yang terlihat pada
gelas duga. Jika level air
melebihi batas, tutup
kran air umpan. Blow
down dilakukan jika level
air masih tetap tinggi.
f. Atur pemasukan bahan
bakar secara merata.
g. Jika tidak ada steam
pada Manometer Boiler,
maka bahan bakar harus
dikurangi agar panas
merata diseluruh Boiler.
Pada saat ini fan harus
dimatikan sampai ada
tekanan. Waktu yang
diperlukan menaikan
steam tergantung
temperature yang ada di
boiler.
h. Jika Boiler dihentikan
selama 24 jam dan boiler
masih dalam keadaan
hangat diperlukan waktu
sedikitnya 6 jam
pengapian tanpa Fan
dengan Damper ID Fan
terbuka ¼ sampai
tekanan terlihat pada
manometer.
i. Jika Boiler dalam
keadaan dingin waktu
pengapian tanpa Fan
sekitar 8 jam.
PERINGATAN :
HAL YANG HARUS SELALU
DIINGAT, PENGAPIAN
YANG PERLAHAN DAN
MERATA AKAN
MEMPERPANJANG UMUR
BOILER.
3. Pengaliran Uap
( Steam ) Dari Boiler
a. Pompa Steam.
1) Buka kran By- pass
pada steam trap dari
pipa steam ke pompa.
2) Buka kran Drain pada
Exhaust dari steam Feed
Pump.
3) Buka sedikit Kran
steam diboiler agar
steam mengalir.
4) Setelah 3 atau 4 menit,
Buka secara perlahan
kran steam hingga
penuh.
5) Tutup kran by-pass
serta periksa kerja
steam trap.
6) Buka kran Section
pada pompa Feed water.
7) Panaskan Feed water
pump dengan membuka
sedikit kran steam, pada
saat steam sudah mulai
keluar, tutup kran drain
perlahan sampai air
tidak ada lagi.
8) Setelah air tidak ada,
buka kran pompa ke
boiler. Jalankan Pompa
dan periksa level air
diboiler.
b. Pipa Induk Steam
( Steam Range ).
1) Buka seluruh kran by-
pass pada steam trap.
2) Buka sedikit kran
induk Boiler agar steam
mengalir beberapa
menit.
3) Ketika steam telah
keluar dari kran by-pass,
tutup kran tersebut
tetapi tidak rapat.
4) Buka perlahan - lahan
kran induk( main steam
stop valve ) hingga
terbuka penuh.
5) Tutup kran by-pass
pada pipa Induk dan
pastikan steam trap
bekerja.
6) Pastikan tekanan
boiler tetap stabil 17 s.d
17.5 kg/cm2.
Catatan :
Jika pipa induk
dihubungkan dengan
dua, tiga atau empat
Boiler prosedur yang
harus dilakukan :
1) Tekanan dari boiler
yang mau masuk harus
sama dengan tekanan
yang telah ada.
2) Buka seluruh kran by-
pass pada pipa induk dan
steam turbine. Buka
sedikit kran induk boiler,
Setelah beberapa menit
buka perlahan-lahan
kran induk hingga penuh,
kemudian tutup kran
drain dan periksa steam
trap.
PERINGATAN :
TIDAK BOLEH MEMBUKA
KRAN BOILER KE PIPA
INDUK STEAM, JIKA
TEKANAN TIDAK SAMA.
4. Penghentian
a. Hentikan pemasukan
bahan bakar ke boiler.
b. Matikan turbine uap
( Steam Turbine ) dan
buka kran by-pass.
c. Biarkan level air di
Gelas Duga sampai
menacapai 1/2.
d. Tutup seluruh kran di
Engine Room. Buka kran
Soot Blower dan
bersihkan pipa bagian
dalam boiler.
e. Tutup kran Induk
Boiler dan pendukungnya
dan juga seluruh kran di
Feed water Pump.
f. Buka seluruh kran
drain pada pipa Induk
dari ruang Boiler hingga
ruang mesin.
g. Isi air di feed Tank dan
tutup seluruh kran air
yang keluar.
h. Drain pada
superheater perlu dibuka
setelah boiler dimatikan
tetapi sebelum kran
Induk ditutup. Tujuannya
agar terjadi sirkulasi
didalam pipa
Superheater. Kran
terbuka hingga
terdengar suara steam.
5. Operasi
Seluruh peralatan ruang
di Boiler harus selalu
diperhatiakan selama
proses operasi dan
perhatian yang tetap
harus terus diberikan
mulai Assisten sampai
dengan Boiler
Attendant :
a. Pastikan pasok
( supply) air bersih cukup
selama proses tanki air
selalu penuh.
b. Pastikaan air selalu
melawati Softener dan
bukan melalui by-pass.
Air yang sadah harus
diturunkan hingga
tingkat yang paling
mungkin( Kesadahan /
Hardnees < 5 ppm ).
c. Pastikan air umpan
Boiler mendekati 1000 C
dan tidak kurang dari 900
C.
d. Pastikan daerah
deaerator berfungsi
dengan baik sepanjang
waktu dan jangan sampai
di by-pass. Pertahankan
level air pada separuh
gelas duga dan pastikan
kebocoran pada pompa
hanya sedikit saja.
e. Pertahankan aliran air
yang stabil dari pompa
ke Boiler. Jangan
menjalankan dan
mematikan pompa tetapi
pertahankan
pengendalian dengan
menggunakan otomatis
Regulator / mengatur
pembukaan kran. Kran
harus terbuka agar
tekanan yang stabil
dijalur Discharge dapat
dipertahankan.
f. Pertahankan selalu
level air Boiler pada
posisi gelas duga.
g. Jangan biarkan Boiler
mengepul
( mengeluarkan asap
hitam )
h. Atur pembakaran
terus berkelanjutan dan
semerata mungkin.
i. Jangan biarkan bahan
bakar menumpuk
didalam Boiler.
Pertahankan ketebalan
bahan bakar sekitar 6
inci.
j. Pada saat bahan bakar
boiler dimasukkan
dengan tangan, Tutup
pintu setelah selesai
memasukkan bahan
bakar.
k. Bersihkan lantai ( Fire
Grate ) secara teratur
sepanjang operasi.
l. Kendalikan Dumper
dan pengapian agar
tekanan steam dapat
dipertahankan.
m. Pertahankan
kestabilan Tekanan
Steam setiap saat.
6. Keadaan Darurat
a. Level Air Hilang Di
Gelas Duga.
1) Uji gelas duga untuk
mengetahui penuh atau
kosong, jika penuh
hentikan pompa dan
lakukan Blow Down. Jika
kosong dan air tidak
terlihat pada saat diuji,
segera matikan api.
2) Matikan seluruh ID
( Induced Draft ) Fan dan
FD ( Forced Draft ) fan.
3) Tarik api keluar.
4) Jangan memompa air
( memasukkan air )
kedalam Boiler.
5) Tutup kran induk dan
kran untuk steam Pump
dan Shoot Blower.
6) Segera informasi
Manajer untuk tindakan
Selanjutnya.
b. Pipa Bocor – level Air
Di gelas Duga Masih
Terlihat.
1) Matikan pengapian
( hentikan bahan bakar )
2) Matikan IDF dan FD
Fan.
3) Tarik api keluar.
4) Pompa Air agar level
air dapat dipertahankan.
5) Angkat tuas untuk
Safety Valve agar
tekanan Boiler
berkurang.
6) Informasikan kepada
manager untuk tindakan
selanjutnya.
7. Operasi Rutin Sehari-
hari
a. Blowing Down
Jumlah air yang harus di
Blow Down harus
dilakukan sesuai dengan
instruksi harian
manager.
b. Gelas Duga ( Gauge
Glass )
1) Gelas duga harus diuji
setiap giliran( Shift )
sebanyak 2 kali dengan
prosedur yang benar.
2) Jangan pernah level air
hilang dari gelas Duga.
8. Umum
a. Ruang boiler dan
peralatan harus diuji
secara lengkap pada saat
pertukaran giliran
( shift )dan selama
Operasi.
b. Seluruh Gelas Duga
harus diuji oleh Assisten/
mandor dan dicatat
sedikitnya satu kali
dalam tiap giliran
( shift ).
c. Manometer Boiler
harus selalu diamati (jika
terjadi kesalahan harus
dicatat) Manometer
yang rusak harus segera
diganti.
d. Kondisi batu api dan
batu bata harus
diperiksa dan kondisi
ruang bakar harus selalu
diperiksa dan dilaporkan.
e. Pompa air umpan
Boiler harus selalu
diperiksa dan pompa
cadangan harus selalu
siap sedia untuk
beroperasi.
f. Tekanan dan
temperatur air umpan
Boiler harus selalu
diperiksa dan dicatat.
g. Deaerator harus selalu
diuji apakah berfungsi
dengan baik.dan pompa
deaerator harus
diperiksa.
h. Seluruh bagian pompa
harus diperiksa agar
tidak tejadi kebocoran
seperti dari Gland
packing, Flange dsb.
i. Setiap gangguan
operasi yang dilaporkan
Boiler operator harus
dicatat dan di tindak -
lanjuti.
9. Pencatatan
Buku harian harus selalu
diisi oleh boiler Operator
dan dipastikan terus
dilaksanakan. Buku
tersebut berisi antara
Lain :
a. Waktu / saat Boiler di
hidupkan.
b. Waktu dibebani dan
tidak dibebani.
c. Waktu penghentian.
d. Rincian Blow Down.
e. Temperatur air Umpan
dan tekanan Boiler.
f. Penambahan bahan
kimia ( oleh bagian boiler
berkoordinasi dengan
bagian Laboratorium )
g. Beban pada seluruh
fan, Feeder dsb.
h. Pembersihan pipa
( Shoot Blowing ).
i. Pengorekan Abu /
kerak.
10. Tugas Anggota di
Ruang Boiler
a. Boiler Operator
1) Bertanggung jawab
terhadap seluruh
Instalasi dan kepada
Assistan/Mandor.
2) Mengoperasikan Boiler
secara efisien dan aman
setiap saat dan
mempertahankan level
air dan tekanan steam
serta prosedur operasi
yang benar.
3) Memastikan
pengapian dan tugas
pambersihan
dilaksanakan oleh
Fireman.
b. Tugas Secara Umum :
1) Memelihara
kebersihan peralatan
dan lingkungan kerja.
2) Memastikan mesin
beroperasi secara benar
dan mutu terus
dipertahankan.
3) Mempertahankan
pencatatan operasi
mesin seperti jam mulai,
jam berhenti serta sebab
jika berhenti dsb.
4) Memberitahukan
Assisten/ mandor yang
bertugas jika terjadi
gangguan atau
kerusakan mesin.
5) Mencatat temperatur
air umpan dan tekanan
boiler dan memastikan
hal ini terus
dilaksanakan.
6) Melaksanakan setiap
prosedur operasi yang
telah di gariskan oleh
pimpinan atau instruksi
yang diberikan oleh
Assisten/ Mandor yang
bertugas.
7) Karyawan bagian
stasiun Boiler harus
tetap berada di stasiun
Boiler pada saat jam
kerja kecuali ada
keperluan/tugas lain
demi kelancaran proses
produksi
8) Keutuhan peralatan/
perlengkapan kerja di
Stasiun Boiler harus
dijaga.
11. Titik Penting
Titik penting yang harus
diperhatikan dalam
pegoperasian Boiler :
a. Pengapian ( firing )
b. Pembentukan kerak
dan pembuangan Abu.
c. Pengendalian tarikan
udara ( Draft Control )
d. Level air.
e. Air Umpan ( feed
Water )
f. Shoot Blowing
g. Blow Down
h. Fan Dan Dinding.
Penjelasan :
a) Pengapian ( firing )
Ø Operator yang
mengoperasikan Boiler
harus terlatih untuk
memahami pengontrolan
ruang pembakaran dan
juga mamahami akibat-
akibat atau efek yang di
timbulkan oleh operasi
pabrik yang bermacam-
macam. Pada saat terjadi
perubahan kebutuhan
steam, Operator harus
mampu
mengantisipasinya dan
mempersiapkan agar
keadaan ini dapat
diatasi. Pengapian yang
benar mencakup:
Pemasukan bahan bakar
dalam jumlah yang
cukup, mempertahankan
persedian steam yang
mencukupi,
mengantisipasi
kebutuhan steam dan
mengatur kondisi
pembakaran yang benar
diruang bakar, konsisten
terhadap pengoperasian
yang benar agar
kerusakan pada Fire
grade dan dinding
( Refractory ) dapat di
cegah.
Ø Ketebalan bahan bakar
yang paling bagus adalah
yang sedang dengan
permukaan yang merata
dan tidak ada bagian
yang kosong atau sangat
tipis. Lapisan yang tebal
cenderung membentuk
kerak ( Clinker ) dan
asap, dan juga bahan
bakar banyak yang tidak
terbakar sehingga
terbuang. Dengan
tarikan udara dan
kondisi pengapian yang
rendah diperlukan bahan
bakar yang tipis. Jika
Fibre dan Shell
dipergunakan sebagai
bahan bakar. Keduanya
harus bercampur agar
tidak terbakar secara
terpisah dalam jumlah
yang besar. Hal ini akan
mengurangi
terbentuknya kerak dan
bahan bakar tersebar
merata.
Ø Dalam pembakaran
bahan bakar mungkin
seluruh area Fire Grate
dilapisi sehingga
menghambat pengaliran
udara untuk
pembakaran. Hal ini
suatu kasus yang Ekstrim
oleh karena itu kondisi
Optimum harus terjadi di
dalam ruang
pembakaran dan
pengisian bahan bakar
harus benar- benar
diperhatikan.
Pembakaran yang benar
memberikan Utilitas
bahan bakar yang
terbesar dan sangat erat
kaitannya dengan
pengontrolan Draft dan
pembentukan kerak.
Ø Dengan dapur pada
temperatur operasi yang
tepat sekitar 1090/12000
C, Fibre kebanyakan
terbakar lebih dulu dan
shell turun ke Fire Grate
yang membentuk suatu
lapisan. Lapisan ini tidak
boleh lebih dari 4-6 Inci.
Ø Pada saat pemasukan
bahan bakar melalui
pintu untuk mulai
menghidupkan Boiler,
temperature di ruang
bakar masih rendah dan
bahan bakar akan lebih
tebal di Fire Grate,
ketebalan bahan bakar
harus tidak boleh
melebihi 18 inci ( 45.7
cm ). Bahan bakar harus
tetap rata dan tidak
menumpuk di depan
pintu serta hindarkan
terjadi pembakaran di
sana.
Ø Warna asap yang
keluar dari Chimney jika
pengapian boiler benar
adalah hampa
transparan agak
kecoklatan. Jika asap
bewarna hitam, hal ini
menunjukkan pengapian
tidak menentu atau
kurang udara dari
Secondary Fan, dan jika
warna putih
menunjukkan kelebihan
udara dari Secondary
fan. Asap yang keluar
dari Chimney harus terus
di monitor oleh operator.
b) Pembentukan kerak
( Clinker ) dan
Pembuangan Abu.
Ø Kerak terbentuk
diruang bakar karena
menyatunya abu akibat
menerima temperature
yang tinggi dan
jumlahnya tergantung
pada bagaimana
pengaturan bahan bakar
dan pembakaran diruang
bakar. Di pabrik sawit,
Shell sangat besar
pengaruhnya dalam
pembentukan kerak
dibandingkan dengan
Fibre. Oleh karena itu
pencampuran Shell dan
Fibre lebih baik dari pada
masing-masing terbakar
sendiri karena akan
mengurangi
terbentuknya kerak yang
besar.
Ø Kerak terbentuk
karena abu terpisah dari
karbon dan diproduksi
sedikit demi sedikit.
Akibat dari temperatur
tinggi, kerak meleleh
dan menjadi saling
melekat satu sama lain
sehingga menjadi
potongan besar yang
melekat di Fire bar yang
panas atau dinding ruang
bakar. Pengorekan api
dengan pengaruk
mengakibatkan
potongan – potongan abu
yang kecil saling
bergerak dan menyatu
satu sama lainnya dan
cendrung turun ke fire
grade. Jika Fire Grade
panas, kerak melekat
dan perlahan-lahan
menjadi dingin karena
udara dari Ash Pit. Dan
jika Fire Grade sangat
panas, abu yang meleleh
akan menyebabkan
penyumbatan di Fire
Grade sehingga udara
tertahan. Kerak yang
berlebihan akan
mengakibatkan
kerusakan pada dinding
karena kerak cendrung
menempel di dinding
ruang bakar.
Ø Dengan api yang tipis,
abu dilepaskan dari
bahan bakar yang
terbakar dan jatuh ke
zone yang lebih dingin di
daerah Fire Grade yang
akhirnya menemukan
jalan keluar melalui
rongga udara antara Fire
Grade denga Ash Pit. Hal
ini mengakibatkan kerak
yang terbentuk sedikit
atau tidak ada.
Ø Api yang tebal
merupakan sumber
pembentukan kerak yang
paling subur dan factor
penghambat aliran udara
yang paling besar, udara
yang masuk dari Ash pit
ke bahan bakar kurang.
Hal ini mengakibatkan
sebagian Fire Grade
menjadi lebih panas yang
merupakan kondisi ideal
terbentuknya kerak.
Selanjutnya abu yang
terbentuk juga tidak
dapat menemukan jalan
ke luar ke Ash Pit dan
akan membentuk kerak.
Ø Lebih jauh lagi, sumber
terbentukya kerak
adalah terlalu banyak
gangguan pada
pengapian. Seorang
operator yang cermat
dalam pemakaian
pengaruk akan
mengangkat banyak abu
dan memberikan hasil
yang memuaskan untuk
mengurangi
terbentuknya
kerak,aturan umum yang
harus diikuti adalah :
1) Shell dan Fibre harus
tercampur dengan baik.
2) Api harus tipis.
3) Bahan bakar harus
terbakar pada selang
yang pendek.
4) Pemakaian penggaruk
harus secara cermat.
c) Pengendalian Tarikan
Udara ( Draft Control )
Ø Udara sangat
diperlukan udara
tersebut harus melalui
bahan bakar yang
berasal dari bawah Fire
Grate. Jumlah udara yang
dihasilkan oleh Forced
Draft( FD ) Fan harus
seimbang dengan jumlah
yang harus ditarik oleh
Induced Draft( ID ) fan,
Sehingga kondisi tarikan
udara didalam ruangan
bakar menjadi seimbang.
Pada saat pengorekan
abu Dumper Controller
harus dalam posisi “
manual “. Pintu dibuka
hanya pada saat
pengorekan abu / kerak
atau pegerukan bahan
bakar agar merata.
Ø Selama Operasi, Kondisi
tarikan udara( Draft )
harus dipertahankan
agar menghasilkan
tekanan negative
didalam ruang bakar.
Dengan pengendalian
tarikan udara yang
otomatis tekanan
dipertahankan pada -5 s/
d -10 mm H2O Jika
tekanan FD fan lebih
besar dari ID Fan maka
akan terjadi tekanan
positif didalam ruang
bakar. Hal ini akan
menghasilkan
Overheating yang serius
pada Fire Grade dan juga
bahaya penyemburan
keluar api dalam ruang
bakar. Pembakaran yang
efisien hanya dapat
dihasilkan, jika kondisi
tarikan udara benar.
d) Level Air
Level air harus
dipertahankan pada
pertengahan gelas duga
pada saat boiler
beroperasi. Gelas duga
sangat penting untuk
diperiksa apakah
kondisinya baik dan
menunjukkan level air
yang benar.
Pengujian dilakukan
sebagai berikut :
1) Tutup kran steam,
tutup kran air, buka kran
drain untuk
mengosongkan gelas.
2) Buka kran Drain, buka
kran steam dan lihat
gelas apakah ada steam,
tutup kran steam.
3) Buka kran drain, buka
kran air dan lihat gelas
apakah ada air. Tutup
kran air.
4) Tutup kran drain, buka
kran steam dan air.
Periksa apakah air
digelas terlihat naik
untuk menunjukkan level
air.
Pengujian ini bertujuan
memastikan gelas duga
bekerja dengan baik.
1) Low water
a) Penyebab utama
kecelakaan boiler dan
juga biaya perbaikan
yang mahal adalah
akibat dari boiler
beroperasi dengan air
yang kurang. Oleh
karena itu, seluruh
personil di ruang Boiler
harus sudah terbiasa
melakukan tindakan
yang harus dilakukan.
b) Dalam kondisi kerja
normal, lampu yang
harus menyala adalah
bewarna hijau. Jika suatu
saat tiba-tiba terjadi
kebutuhan steam yang
mendadak, level air
mungkin mengalami
gejolak hebat dan
menunjukkan 1st low
( lampu menyala ). Jika
hal ini terjadi, Pastikan
pompa air umpan( Feed
Water Pump ), Kontroler
dan check Valve bekerja
dengan normal dan baik.
c) Jika sirene terus
berbunyi dan lampu di
panel menunjukkan
warna merah, maka level
air sudah mancapai 2nd
low. Periksa level air di
gelas duga dan jika air
masih terlihat dan
segera ambil tindakan.
1. Hidupkan pompa air
umpan cadangan dan
buka kran By - pass.
Jalankan pompa
maksimum hingga level
air normal.
2. Selidiki penyebab
kekurangan air dan atasi
segara.
3. Jangan menghentikan
pompa cadangan sampai
pompa air utama dan
kontroler bekerja
dengan normal.
4. Jika air tidak terlihat
sampai ke boiler, Boiler
harus segera dihentikan
dan menghentian dalam
keadaan darurat harus
dilakukan sebagai
berikut :
a. Matikan api dan tarik
keluar. Hentikan semua
fan dan tutup
dumpernya.
b. Tutup kran induk
steam dan turunkan
tekanan dengan cara
naikkan tuas safety valve
dengan tangan dan buka
Drain untuk Superheater.
c. Setelah api
dikeluarkan dan tidak
ada lagi pembakaran
buka pintu, pintu Ash pit
dan Dumper, biarkan
boiler dingin secara
alami.
2) Ledakan Pipa ( Brush
Tube )
Ledakan pipa terjadi
akibat gangguan pada
pipa sehubungan dengan
Overheating setempat
yang di sebabkan oleh
pembentukkan kerak
atau akibat mekanikal,
tindakan segera yang
harus diambil adalah :
a) Hentikan api dan tarik
keluar dan jalankan
pompa air cadangan
hingga keluaran yang
maksimum sehingga
mencukupi untuk
mempertahankan level
kerja.
b) Isolasi Boiler dengan
menutup kran induk dan
turunkan tekenan steam
melalui safety Valve dan
buka seluruh kran drain
untuk Shoot Blower.
c) Setelah api ditarik,
seluruh fan harus tetap
beroperasi dan Dumper
harus terbuka agar
ruang bakar( Furnace )
dapat didinginkan. Untuk
mencegah kerusakan,
level air harus
dipertahankan hingga
ruang bakar menjadi
dingin dan harus diingat
bahwa dinding masih
menahan panas dalam
periode waktu tersebut.
3) High Water
Kondisi High Water di
Boiler ditunjukkan oleh
bunyi sirene dan lampu
warna putih dipanel,
meskipun hal ini tidak
berbahaya tetapi
merupakan factor
pendorong yang kuat
terhadap terikutnya air
( Carry Over ) dan bahan
kimia( Priming ) ke
Turbine dan mesin. Hal
ini dapat menyebabkan
timbulnya kerak pada
turbine dan adanya air
akan merusakkan sudu-
sudu Turbine.
a) Kondisi ini dapat
menjadi sementara
tergantung pada
Fluktuasi beban Boiler,
tetapi jika tetap berlaku
dan level air di gelas
duga menunjukkan
kenaikkan, maka harus
dilakukan Blow Down
hingga kondisi normal
dapat dicapai dan
hentikan pompa bila
perlu.
b) Level air yang benar di
Boiler tidak dapat hanya
berdasarkan sirene dan
lampu secara visual
meskipun alat ini penting
di boiler, akan tetapi
tidak dapat
menggantikan GELAS
DUGA karena hanya alat
ini yang secara akurat
menunjukkan level air
yang benar.
e) Air Umpan ( Feed
Water )
Boiler harus diisi dengan
air yang murni, akan
tetapi hal ini tidak
mungkin diperoleh oleh
karena itu ditambah
bahan kimia agar dapat
dipakai sebagai air
umpan boiler. Tujuan
pengolahan air Boiler
adalah :
1) Mencegah terjadinya
karat( korosi ) pada
Boiler maupun pipa uap
kondensat.
2) Mencegah
terbentuknya kerak
( Scale ) dan lumpur
( Sludge ) karena hal ini
akan dapat
menyebabkan terjadinya
penyumbatan pada pipa
dan Overheating.
3) Mencegah terjadinya
Carry - Over dimana air
terikut dengan uap.
Carry- Over terjadi
antara lain disebabkan
oleh factor mekanikal
seperti Fluktuasi beban
mendadak & besar.
Operasi diatas kapasitas
( Over Load ), permukaan
air boiler terlalu tinggi,
alat pemisah steam yang
kurang baik sedangkan
kimiawi seperti
kandungan zat padat
tersuspensi terlalu
tinggi, zat padat terlalu
tinggi, alkalinity terlalu
tinggi, silica terlalu
tinggi dan adanya bahan
organic seperti minyak
dan lain-lain.
4) Menyempurnakan
efisiensi Boiler secara
maksimal dan
menghemat bahan
bakar.
Salah satu factor yang
harus di perhatikan
adalah terjadinya korosi
di bagian-bagian pipa
atau drum Boiler.
Dimana gas terlarut
terutama oksigen
mempunyai factor yang
dominan. Untuk
menghilangkan Oksigen,
air umpan harus
dipanaskan sepanas
mungkin, tetapi harus
disesuaikan dengan
kemampuan pompa. Air
umpan yang
direkomendasikan harus
mempunyai temperature
sedikitnya 950 C selain
itu, hal ini agar
mengurangi kejutan
panas( Thermal Shock )
jika dipompakan ke
Boiler. Air di dalam tanki
air umpan harus selalu
penuh dan mencukupi
untuk 90 menit kapasitas
operasi boiler.
f) Shoot Blower
Shoot Blower diperlukan
untuk membersihkan
bagian luar pipa-pipa
Boiler, untuk operasi
yang efisien, Shoot
Blower harus
dioperasikan sedikitnya
satu kali dalam setiap
giliran ( Shift ) dan harus
secara berurutan mulai
dari depan kebelakang
( mulai ruang bakar
hingga bagian belakang )
masing-masing selama 25
detik. Sebelum
melakukan Shoot
Blowing kondensat harus
dibuang dan tekanan
pada Superheater 17 –
17.5 kg/cm2 . Jika
mungkin dilakukan
sebelum beban boiler
penuh.
g) Blow Down
Ø Air umpan untuk boiler
masih banyak
mengandung zat-zat
yang menyebabkan
ketidak - murnian
( Impurity). Dengan
pengolahan air yang
tetap, padatan( terlarut
atau tak terlarut /
Dissolved atau
Undissolved ) didalam air
boiler akan segera
mengendap di pipa atau
Boiler dan akan
mengumpul secara alami,
sedangkan sisanya
tersuspensi didalam air.
Tujuan Blow Down
adalah mencegah
padatan terlarut
mengendap dengan cara
melengket pada
permukaan Drum Boiler
yang panas, yang
kemudian membentuk
kerak ( Scale ). Dengan
perlakukan yang tepat
dan penambah bahan
kimia yang tepat, air
Boiler akan berisi
padatan halus
tersuspensi yang akan
mengendap dan
membentuk suatu
endapan yang mudah
bergerak dan bukan
suatu lapisan yang
mudah melengket. Blow
Down adalah metode
normal yang digunakan
untuk membuang
akumulasi padatan
tersebut dari Boiler. Jika
proporsi padatan
( Terlarut dan tak
terlarut ) yang
diperbolehkan
terakumulasi melebihi
padatan yang diizinkan,
akan terjadi
pembentukan kerak yang
berlebihan dibagian
dalam permukaan drum
dan kemungkinan terikut
dengan steam. Ikut
sertanya padatan
didalam steam dapat
menyebabkan kerusakan
terhadap peralatan
mesin uap dan alat
pindah panas lainnya.
Ø Tujuan Blow down
adalah tetap
mempertahankan
proporsi padatan
terlarut( Dissolved ) dan
tak terlarut
( Undissolved ) di dalam
boiler sesuai dengan
batas yang telah
direkomendasikan.
Ø Pengendalian Blow
Down dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu :
1) Blow Down yang
kontinyu( Continous Blow
Down ).
2) Blow-Down Otomatis,
biasanya
mempergunakan suatu
timer dan katup
Solenoid.
3) Blow-Down secara
manual dan berselang,
biasanya 4 atau 8 jam.
Ø Konsentrasi padatan di
dalam Boiler harus
secara teratur dimonitor
dan tidak boleh
melakukan Blow-down
hingga kondisi kosong
pada saat dinding masih
panas atau sedang
terjadi pembakaran.
h) Fan dan Dinding
Seluruh Fan harus secara
teratur diperikasa dan
dibersihkan. Permukaan
dan sudu-sudu Fan selalu
bersih, termasuk juga
elektromotornya.
Perbaikan yang teratur
jika terjadi kerusakan
pada dinding Boiler akan
memperpanjang umur
Boiler dan secara
ekonomis lebih baik dari
pada menunggu.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda